Kumpulan Informasi dan Berbagi Pengalaman Tentang Olahraga Catur dan Hobi Lainnya

Wednesday, 25 July 2018

Awal Perkenalan Dengan "Dunia 64 Petak" Catur

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kepada Sahabat Insan Catur Indonesia, bagaimana Dunia Kotak-kotak (Catur) sangat mempengaruhi hidup saya. Karena hampir 15 tahun Dunia Catur ini saya tekuni dengan sangat serius, sampai akhirnya ditahun ke 15 saya harus rehat di Dunia 64 Petak ini karena alasan tertentu. Lalu bagaimana cerita awal saya mengenal dengan dunia kotak-kotak hingga akhirnya saya harus rehat ?
Berikut ini Cerita Awal nya...

Momen ketika
Juara di Kejurnas Catur 2013



AWAL PERKENALAN DUNIA 64 PETAK (CATUR) 

Catur merupakan olahraga atau permainan yang mempunyai banyak teka-teki didalamnya, teka-teki yang terkadang mudah dan terkadang juga susah untuk memecahkannya, tergantung siapa orang yang duduk didepan anda (maksudnya lawan anda) hehe. meskipun dunia kotak-kotak ini mempunyai banyak teka-teki yang terkadang sulit dipecahkan dan membuat seseorang itu jengkel karena kalah dengan lawan yang levelnya dibawah. namun nyata nya rasa jengkel itu yang terkadang membuat kita penasaran untuk mencoba bermain lagi. berawal dari mengamati bapak yang hobi dengan catur dan sering membuat orang lain "jengkel" karena kalah bermain catur sehingga setiap hari ada saja yang penasaran bermain catur dengan bapak di rumah. dari sini lah saya juga penasaran dengan permainan catur ini. apa sih yang seru di dunia kotak-kotak ini ?

pada saat itu usia saya masih 9 tahun, yang saya lakukan hanya duduk dan diam sambil mengamati. ketika permainan telah usai dan saya sudah lama mengamati, maka saya pun diminta untuk memasangkan buah catur ke tempatnya semula. ajaibnya saya dapat mengingat posisi buah catur tersebut, lalu beberapa minggu kemudian saya sudah bisa mengetahui langkah-langkah setiap buah catur itu seperti apa. setelah beberapa hari kemudian datanglah kawan bapak yang biasa mengajak bermain catur, pada waktu itu kebetulan bapak belum sampai rumah. dengan keyakinan penuh, saya menawarkan diri untuk bermain catur dengan kawan bapak tersebut. dan akhirnya saya ditertawakan serta dianggap sepele, saya terus memaksa bermain hingga akhirnya kawan bapak tersebut mau meladeni.

sudah hampir setengah jam saya bermain catur dan permainan pun sudah hampir selesai, tiba-tiba bapak datang dengan wajah heran karena melihat saya bermain catur. lalu semakin terkejut ketika saya meraih kemenangan dan saya pun terkejut karena baru mengerti kalau tujuan dari permainan ini yaitu mematikan raja lawan. karena lawan saya mulai jengkel dan tidak terima dengan kekalahan, permainan yang telah berakhir tadi pun di evaluasi kembali sambil dicari dimana letak kesalahannya. saya hanya memperhatikan saja dan pada saat itu tidak terlalu mengerti strategi apalagi teori catur, ketika bermain saya hanya menggunakan prinsip sederhana yaitu lebih banyak mengancam buah lawan dan mengambil keuntungan jika buah lawan tersebut tidak dikawal (di-deking). setelah dievaluasi, ternyata permainan tersebut harusnya dimenangkan oleh lawan saya, namun karena menganggap remeh saya sehingga dia melakukan satu kesalahan langkah (blunder) yang mengakibatkan berubahnya posisi dan kemenangan pun berbalik. disinilah ternyata seru nya bermain catur, dimana setiap langkah saja harus benar-benar diperhatikan dan sangat berarti.

Semenjak itu bermain catur menjadi rutinitas, sebelum berangkat sekolah, setelah pulang sekolah, dan bahkan hari libur sekolah yang saya lakukan adalah mencari lawan bertanding catur. Mulai dari saudara, tetangga, teman kantor bapak, hingga mencari lawan tanding catur diluar wilayah tempat tinggal pun saya kejar. Karena pada saat itu tidak ada yang megajari saya startegi atau teori catur secara mendalam, jadi saya lebih fokus pada "jam terbang" bermain catur.

Setiap bertemu lawan yang lebih kuat, saya akan senang. meskipun lebih banyak kalahnya daripada menangnya, saya tetap semangat dan pantang menyerah karena dari kekalahan itu lah saya banyak belajar dan mulai mengetahui sedikit  posisi strategis ketika masuk di fase permainan tengah (midle game)  dan penyelesaian permainan akhir (end game).


PERTAMA IKUT PERTANDINGAN CATUR

Bermain catur merupakan suatu hobi dan mencari suatu langkah yang tepat didalam teka-teki yang sulit adalah hiburan untuk saya pada saat itu, karena ketika saya menemukan langkah yang tepat itu, timbul rasa kebanggaan atau kesenangan sendiri. Cukup dengan berhasil menemukan langkah yang tepat dan meraih kemenangan saja itu sudah membuat saya bahagia, tidak ada saya berfikir ikut pertandingan catur dan bahkan ketika itu saya juga tidak tahu bahwa catur itu ada turnamen nya.

Tahun 2004, pada saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4. Tiba-tiba guru olahraga mengumumkan bahwa hari itu di Gelanggang Olah Raga (GOR) ada turnamen catur untuk mewakili sekolah. Sejenak saya terdiam mendengar pengumuman mendadak ini, sebelum saya mengajukan diri untuk ikut, teman-teman sekelas dengan cepat langsung menunjuk saya untuk mengikuti turnamen tersebut. Pak guru langsung saja menanyakan kepada saya, apa yakin kamu mau ikut? Kamu bisa main catur?. Dengan sigap saya jawab. Saya yakin, saya bisa pak.

Pada saat itu juga saya langsung merapihkan buku dan membawa tas untuk segera pergi ke GOR bersama pak guru. Karena pengumuman turnamen nya mendadak dan pak guru waktu itu masih ada keperluan lain, maka pak guru tidak bisa menemani saya di GOR selama turnamen berlangsung dan diajak lah kakak perempuan untuk menemani saya di GOR (kaka saya waktu itu kelas 5 SD disekolah yang sama). Akhirnya saya dan kaka perempuan berangkat ke GOR bersama guru olahraga menggunakan motor vespa nya. Kaka saya pun semangat sekali, karena bisa keluar jalan-jalan di jam sekolah hehe 😂

Setibanya kami di GOR, pak guru langsung menitipkan uang sebesar 20 ribu rupiah kepada kakak untuk ongkos pulang. Sebenarnya kami tidak berani pulang sendiri naik angkutan kota dari GOR ke rumah. Meskipun uang 20 ribu saat itu besar sekali dan sangat cukup untuk naik angkot sebanyak 100 kali. Namun ketika ditanya bisa untuk naik angkot sendiri, kami jawab iya-iya saja. Karena dulu tidak ada yang berani menentang ucapan guru. Kami bukan takut pada guru, tetapi kami segan kepada guru.

Kami pun menunggu dan mengamati panitia catur yang sedang menjelaskan aturan turnamen catur yang menggunakan sistem knock out atau sistem gugur. Tidak banyak yang kami perhatikan dari panitia turnamen, karena yang di kepala kami itu hanya bagaimana cara kami bisa pulang dan nanti naik angkot apa. Maklum saja kami belum pernah naik angkot sebelumnya. Setelah panitia selesai menjelaskan aturan nya, kami pun masih harus menunggu selama satu jam lagi untuk mulai babak pertama.

Selama satu jam itu kami memanfaatkan waktu untuk memikirkan bagaimana cara nya bisa pulang. Setelah berjalan-jalan antara kantin dan tempat turnamen, akhirnya kaka baru menyadari ada telephone umum didekat kantin itu, langsung saja kaka menggunakan telephone umum itu untuk telephone ke rumah dan segera meminta tolong bapak menjemput kami di GOR. Hufft..... hati sudah tenang. Sekarang fokus pada babak pertama.

Babak pertama dimulai...!

Ya begitulah suara teriakan panitia memberitahu para pemain agar bersiap di mejanya masing-masing. babak pertama ini dimainkan sebanyak 2 kali memegang buah hitam dan putih. Saya tidak ingat nama lawan saya, yang saya ingat lawan saya sudah cukup besar badannya dan menggunakan seragam SMP. Namun berbeda usia bukanlah kendala untuk saya, babak pertama diselesaikan dengan skor 2-0.

Setelah saya meraih kemenangan di babak pertama, saya berhak melanjutkan babak selanjutnya yaitu perdelapan besar. Kali ini saya mendapatkan lawan dengan seragam SMA, artinya usia nya jauh lebih tua dibanding saya. Babak perdelapan besar ini dimainkam sebanyak 2 kali juga, hasil nya yaitu 1-1. Karena hasilnya imbang, maka permainan dilakukan dengan satu kali lagi sebagai penentuan dan menggunakan Jam Catur. Nah... disini saya mulai gerogi, karena belum pernah menggunakan jam catur. Lawan saya yang sepertinya sudah terbiasa nampak santai saja mengatur waktu yang hanya diberikan masing-masing 5 menit. Sementara saya menekan jam catur saja terkadang masih lupa.

Permainan nampak tidak terkontrol karena waktu yang masing-masing sudah diujung tanduk, secara permainan posisi saya dalam keadaan unggul, namun waktu berfikir saya sudah habis. Yang artinya permainan dimenangkan oleh sang lawan. Meskipun mengalami kekalahan, saya cukup puas karena sudah merasakan bagaimana atmosfer turnamen catur. Itu modal awal yang berharga untuk saya agar terus belajar lagi mempersiaplan turnamen berikutnya.
Share:

msatibi94.blogspot.com

Powered by Blogger.

Cari